www.pantaupublik.id – Bupati Kerinci, Monadi, S.Sos., M.Si., baru-baru ini berpartisipasi dalam acara adat Kenduri Sko Tigo Luhah Permenti yang diselenggarakan di Desa Kemantan Kebalai. Kegiatan yang berlangsung pada hari Minggu ini menjadi momentum penting untuk melestarikan warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Pada acara tersebut, hadir pula Sekda Kerinci Zainal Efendi dan Camat Air Hangat Timur Edi Ruslan, serta berbagai tokoh masyarakat dan kepala desa dari Kecamatan Air Hangat Timur. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya dan tradisi yang ada di wilayah tersebut.
Rangkaian acara dibuka dengan penyambutan adat yang khas, ditandai dengan pengalungan bunga kepada Bupati dan tamu undangan. Penampilan Tari Sikapur Sirih dan atraksi silat tradisional menjadi sorotan, memperlihatkan keindahan dan kekayaan budaya Kerinci yang masih terjaga hingga kini.
Ketua Panitia Pelaksana, Razali Haris, DPT, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua yang hadir. Ia berharap bahwa acara ini dapat menjadi sarana untuk memperkuat kebersamaan dan kepedulian terhadap pelestarian adat di daerah Kerinci.
Perwakilan dari tokoh masyarakat, Mudium Hasan, DPT, juga menyatakan kebanggaannya atas kehadiran Bupati di acara tersebut. Hal ini dianggap sebagai wujud kedekatan antara pemimpin dan rakyatnya yang patut dihargai.
Pentingnya Pelestarian Budaya dalam Masyarakat
Pelestarian budaya, seperti yang diungkapkan oleh tokoh masyarakat, sangat penting untuk menjaga identitas Kerinci. Bupati Monadi pun menegaskan komitmennya untuk mendukung dan melestarikan adat istiadat yang ada.
Dalam sambutannya, Monadi menjelaskan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Hilangnya budaya akan berimplikasi pada hilangnya identitas yang harus dijaga bersama.
“Kita harus tunjukkan bahwa masyarakat Kerinci adalah masyarakat yang modern, berdaya saing, tetapi tetap memegang teguh adat dan budayanya,” tegas Monadi. Pernyataan ini merupakan seruan untuk menjaga warisan budaya sembari bergerak maju dalam pembangunan.
Dia juga menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam pelestarian budaya, agar nilai-nilai tradisi bisa ditransfer secara alami. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, upaya pelestarian akan lebih efektif dan berkelanjutan.
Tantangan dan Peluang dalam Menjaga Adat Istiadat
Meski semangat pelestarian budaya sangat kuat, tantangan tetap ada, terutama di era globalisasi. Perubahan zaman kadang membuat generasi muda lebih tertarik pada budaya luar tanpa memahami akar budaya mereka sendiri.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah daerah berencana mengadakan berbagai kegiatan yang mengedukasi masyarakat, khususnya anak muda, tentang pentingnya mengetahui dan memahami adat istiadat. Hal ini diharapkan mampu membangkitkan rasa cinta terhadap budaya lokal.
Bupati juga menyoroti perlunya perbaikan infrastruktur di daerah perladangan seperti Renah Pemetik. Upaya ini diharapkan bisa mendukung perekonomian lokal sekaligus menjadi salah satu cara untuk menarik minat generasi muda untuk terlibat dengan kegiatan adat.
Dukungan dari berbagai unsur masyarakat, termasuk tokoh adat, menjadi sangat penting dalam menjaga kelangsungan tradisi. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, tentunya, akan memperkuat pondasi pelestarian budaya yang ada.
Prestasi dan Penghargaan dalam Pelestarian Tradisi
Selama acara Kenduri Sko, Bupati Monadi mendapatkan penghargaan dengan gelar adat “Depati Stuo Cahayo Negeri”. Gelar ini diberikan sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam pelestarian adat dan pembangunan daerah.
Selain itu, Sekda Kerinci Zainal Efendi juga menerima gelar adat “Depati Rajo Mudo Payung Negeri”, yang menunjukkan dukungan pemerintah terhadap upaya pelestarian adat. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi pemangku kepentingan lain untuk turut berperan aktif.
Acara ini diakhiri dengan peresmian Rumah Tahfiz Duo Desa Kemantan oleh Bupati kerinci. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk mendukung pendidikan agama dan pembinaan generasi muda.
Ketika masyarakat semakin terikat dengan akar budayanya, pembangunan di berbagai sektor pun akan berjalan lancar. Melalui bentuk penghargaan ini, diharapkan semangat kebersamaan dalam pelestarian adat semakin kokoh di kalangan masyarakat.
Kenduri Sko diharapkan bukan hanya menjadi perayaan tahunan, tetapi juga menjadi momentum untuk berkomitmen memperkuat warisan budaya yang ada. Dengan semangat kekeluargaan dan kehangatan antar warga, Kerinci dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik.