www.pantaupublik.id – Di Kota Sawahlunto, perjalanan menyusuri jalan Kelok Tarok Lubang Panjang akan memberi kesan tersendiri, namun tidak untuk pemandangan yang ditemukan di sisi kanan jalan. Trotoar yang seharusnya menjadi tempat aman bagi pejalan kaki terlihat sangat memprihatinkan, dengan banyak area yang terban dan mengalami kerusakan yang signifikan.
Melihat kondisi trotoar yang terabaikan menjadi salah satu cacat yang mencolok di wajah kota, yang bahkan dijuluki sebagai Kota Warisan Dunia oleh UNESCO. Keberadaan trotoar yang berada dalam keadaan buruk tersebut tentunya berdampak pada kenyamanan dan keselamatan para pengguna jalan.
Saat ditemui, Joko Siswoyo yang menjabat sebagai Kepala UPT Jalan dan Jembatan Wilayah Dinas BMCKTR Provinsi Sumatera Barat, mengungkapkan keterbatasan dalam penanganan masalah trotoar ini. Proyek saat ini lebih berfokus pada perbaikan jalan utama yang dianggap lebih mendesak untuk diselesaikan dulu.
Joko menjelaskan bahwa perbaikan trotoar akan dilakukan secara bertahap, meskipun saat ini fokus pengerjaan terletak pada proyek rekonstruksi jalan Guguak Cino-Sawahlunto. Hal ini mencerminkan prioritas yang diambil, mengingat lalu lintas dan keselamatan kendaraan lebih dipentingkan saat ini.
Kondisi Trotoar yang Memprihatinkan di Sawahlunto
Trotoar sepanjang jalan provinsi di Sawahlunto hampir semuanya mengalami kerusakan, yang membuat banyak warga merasa tidak nyaman saat berjalan. Merengkah dan patahan pada trotoar bukan hanya menciptakan pandangan yang kurang sedap, tetapi juga menjadi ancaman bagi pejalan kaki yang menggunakannya setiap hari.
Upaya perawatan yang terbatas, seperti hanya melakukan pengecatan dan pembersihan dedaunan, nampaknya tidak cukup untuk mengatasi masalah. Kondisi ini menuntut perhatian lebih dari pihak berwenang, agar kota ini bisa kembali diperindah sesuai dengan status warisan dunianya.
Masyarakat merasa kecewa dengan lambatnya penanganan kondisi trotoar yang seharusnya menjadi fokus utama pemerintah setempat. Terlebih lagi, dengan banyaknya warga dan pengunjung yang mengandalkan trotoar tersebut untuk aktivitas sehari-hari, sangat penting bagi pemerintah untuk segera mengambil tindakan.
Dalam pertemuan dengan warga, banyak keluhan yang disampaikan mengenai keselamatan dan ketidaknyamanan berkendara atau berjalan kaki di trotoar yang rusak. Ini menjadi bahan pertimbangan penting bagi pemerintah untuk segera melakukan evaluasi dan perbaikan.
Proyek Rekonstruksi dan Penanganan Jalan di Sawahlunto
Saat ini, proyek rekonstruksi jalan Guguak Cino-Sawahlunto sedang berlangsung, yang merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan infrastruktur kota. Dengan nomor kontrak yang telah ditetapkan, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pengguna jalan.
Rekanan yang terlibat dalam proyek ini, PT Ananthama Konstruksi Utama dengan konsultan PT Andalas Raya Consulindo, tengah bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Diharapkan, keberadaan proyek ini mampu memberikan efek domino dalam memperbaiki area sekitarnya, termasuk trotoar yang rusak.
Perbaikan jalan tak hanya bermanfaat untuk kendaraan, tetapi juga menjadi langkah awal untuk mengedepankan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki. Ketika jalan utama sudah lebih baik, maka perhatian terhadap trotoar pun akan semakin dimudahkan oleh anggaran yang tersedia.
Pihak UPT Jalan dan Jembatan mengungkapkan bahwa setelah tahap rekonstruksi jalan selesai, fokus akan dialihkan untuk memperbaiki trotoar agar lebih aman digunakan. Ini menjadi harapan semua warga, agar mereka dapat kembali menggunakan trotoar dengan nyaman tanpa khawatir mengenai keselamatan.
Pentingnya Perhatian terhadap Infrastruktur jalan di Kota Sawahlunto
Infrastruktur jalan yang baik merupakan salah satu indikator utama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ketika infrastruktur, termasuk trotoar, dalam kondisi baik, akan mendorong mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat yang lebih baik.
Lebih dari itu, perhatian terhadap kualitas jalan dan trotoar juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam memelihara pengakuan yang sudah diberikan oleh UNESCO. Dengan demikian, kualitas jalan dan trotoar seharusnya menjadi prioritas dalam agenda pembangunan kota.
Kota yang memiliki warisan sejarah perlu mengedepankan aspek revitalisasi infrastruktur agar dapat menarik minat wisatawan serta menjamin keselamatan masyarakat. Oleh karena itu, perbaikan trotoar tak boleh diabaikan dalam proses pembangunan kota.
Masyarakat dan pemerintah seharusnya saling bersinergi untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik. Dengan tindakan yang tepat, kota Sawahlunto bisa kembali bersinar dan menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam pengelolaan infrastruktur yang berkelanjutan.