www.pantaupublik.id – Kabupaten Jember, yang terletak di Jawa Timur, dikenal dengan berbagai keunikan budayanya. Salah satu di antaranya adalah kesenian Jaranan Kepruk Jemberan, sebuah bentuk pertunjukan seni yang menggabungkan unsur drama, tari, dan musik yang kaya akan makna.
Belum lama ini, sejumlah komunitas jaranan di Jember mengadakan acara sarasehan untuk merayakan dan melestarikan seni ini. Acara yang diselenggarakan di Sanggar Kesenian Jaranan Putra Tanjung di Desa Balung Lor ini menghadirkan berbagai peserta dari berbagai kalangan.
Di acara tersebut, para tamu undangan yang hadir terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk anggota DPRD, praktisi budaya, serta masyarakat setempat. Salah satu yang mencolok adalah kehadiran Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Jember, yang memberikan pandangannya mengenai pentingnya identitas budaya lokal yang diwakili oleh Jaranan Kepruk.
Acara ini bukan sekedar kumpul-kumpul belaka; para peserta aktif berdiskusi. Mereka membahas beberapa topik penting yang berkaitan langsung dengan keberadaan Jaranan Kepruk, dari asal usulnya hingga tantangan yang dihadapi seni ini di zaman sekarang.
Chandra Ary Fianto, dalam periwayatannya di acara tersebut, menyoroti bahwa Jember memiliki kultur yang unik dan berbeda dari daerah lain di Jawa. Baginya, Jaranan Kepruk adalah salah satu simbol yang menegaskan identitas daerah ini.
Lebih dari sekedar seni pertunjukan, Jaranan Kepruk juga dimaknai sebagai bagian dari sejarah Islam di Indonesia, khususnya dalam penyebarannya oleh Wali Songo. Hal ini memberikan dimensi baru bagi masyarakat, bahwa kesenian juga bisa menjadi medium penyebaran nilai-nilai yang baik.
Meneruskan Legasi Budaya Jaranan di Era Modern
Menjaga keberlangsungan seni tradisional seperti Jaranan Kepruk sangat penting, terutama di tengah arus kemodernan saat ini. Berbagai komunitas di Jember bersepakat bahwa edukasi tentang seni ini perlu ditingkatkan.
Salah satu cara yang dianggap efektif adalah melalui sarana pendidikan dan pelatihan yang melibatkan generasi muda. Dengan begitu, pengetahuan dan keterampilan di bidang ini tidak akan hilang seiring berjalannya waktu.
Selain pendidikan formal, kolaborasi antar seniman juga menjadi kunci. Pertunjukan kolaboratif dapat membantu memperkenalkan Jaranan Kepruk kepada publik yang lebih luas, sekaligus meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni ini.
Diskusi dalam acara sarasehan tersebut juga menyoroti perlunya pemasaran yang baik. Memanfaatkan teknologi dan media sosial bisa menjadi strategi untuk menarik perhatian generasi muda serta wisatawan yang berkunjung ke Jember.
Pentingnya Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat
Dukungan dari pemerintah setempat, baik dalam bentuk kebijakan maupun dana, akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan Jaranan Kepruk. Sumber daya yang memadai akan memfasilitasi berbagai kegiatan kesenian, termasuk pelatihan dan pertunjukan.
Lebih lanjut, kolaborasi antara pemerintah dan komunitas seni harus diwujudkan dalam bentuk program-program nyata. Ini bisa berupa festival seni tahunan yang mengangkat tema Jaranan Kepruk, sehingga lebih banyak orang yang mengenal dan mencintainya.
Masyarakat juga perlu berperan aktif dalam pelestarian seni ini. Dengan menyaksikan pertunjukan, mendukung seni lokal, dan bahkan menjadi bagian dari kelompok seni, mereka bisa memberikan kontribusi yang signifikan.
Sekolah-sekolah juga dapat ikut terlibat dengan memasukkan elemen Jaranan Kepruk ke dalam kurikulum. Hal ini tidak hanya akan mendidik siswa tetapi juga meningkatkan rasa kebanggaan akan budaya lokal.
Menembus Batas Budaya Melalui Seni
Seni Jaranan Kepruk bukan sekedar pertunjukan lokal, melainkan cerminan kekayaan budaya Indonesia yang luas. Dalam skala yang lebih besar, seni ini bisa menjadi jembatan antar budaya yang berbeda.
Acara sarasehan di Jember juga merupakan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan komunitas seni dari daerah lain. Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, semua pihak dapat belajar satu sama lain untuk memperkaya seni Jaranan Kepruk.
Teknik dan inovasi baru, seperti penggabungan dengan genre seni lain, bisa menjadi daya tarik tersendiri. Ini akan memberikan warna baru bagi pertunjukan dan membantu menarik minat generasi muda yang lebih menyukai hal-hal yang segar dan modern.
Dengan cara ini, Jaranan Kepruk akan tetap relevan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika kebudayaan Indonesia ke depan. Setiap generasi diharapkan dapat berkontribusi dalam menjaga keaslian dan keberlanjutan seni ini.