www.pantaupublik.id – Di tengah riuhnya kehidupan modern, semangat perjuangan pahlawan tak boleh pudar. Di kampung halamannya, tanah yang menghidupkan legenda Hamid Rusdi, masyarakat berkumpul untuk mengingat kembali jasa-jasa pahlawan nasional yang berani berjuang demi kemerdekaan bangsa.
Pada tanggal 12 Juli 2025, gelaran yang dinamakan Napak Tilas Jejak Pahlawan digelar di Rumah Kelahiran Hamid Rusdi, terletak di Kampung Krajan, Desa Sumbermanjing Kulon, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Acara ini merupakan kerjasama antara berbagai komunitas lokal, warga setempat, dan akademisi untuk merayakan semangat perjuangan dan menghormati pengorbanan tokoh tersebut.
Dengan tema “Menghidupkan Hamid Rusdi”, acara ini dibuka melalui serangkaian acara budaya, pertunjukan teaterikal yang menggambarkan perjuangan yang heroik, serta diskusi mendalam mengenai sejarah dan peran Hamid Rusdi dalam konteks perjuangan kemerdekaan. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk mengenal dan menghargai sejarah bangsanya.
Pentingnya Pelestarian Sejarah Melalui Kegiatan Budaya
Acara ini mendapatkan dukungan penuh dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Ir. H. Kholiq, MAP, yang secara langsung hadir sebagai bentuk apresiasi. Menurutnya, pelestarian nilai-nilai perjuangan pahlawan harus menjadi prioritas, terutama di wilayah Malang Selatan yang kaya akan sejarah.
H. Kholiq menegaskan pentingnya mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk mencapai kemerdekaan. Ia mengapresiasi panitia yang telah berupaya menghidupkan kembali sejarah Hamid Rusdi sebagai tindakan yang sangat mulia dan perlu ditindaklanjuti.
Politisi ini juga memberikan ide untuk membentuk yayasan resmi yang bertugas mengelola program pelestarian sejarah. Dengan adanya yayasan ini, segala kegiatan mengenai penghormatan terhadap Hamid Rusdi dapat berjalan dengan lebih terarah dan berkelanjutan.
Harapan Masyarakat Terhadap Generasi Muda
Dalam pendapat Hj. Sumai, anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan, upaya untuk melestarikan sejarah ini sangat penting dan perlu dukungan dari semua pihak. Ia menyebutkan siap untuk mengawal setiap program pelestarian yang berkaitan dengan sejarah perjuangan Hamid Rusdi agar bisa terealisasi dengan baik.
Dukungan juga datang dari Kepala Desa Sumbermanjing Kulon, Karyuti, yang menganggap kegiatan ini sebagai babak awal untuk membangun kesadaran sejarah di lokasi mereka. Menurutnya, mengenang jasa pahlawan bukan sekadar seremonial, tetapi sebagai upaya strategis untuk menjadikan Hamid Rusdi sebagai ikon desa mereka.
Karyuti pun berharap agar inisiatif ini dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah agar lokasi tersebut bisa diakui sebagai salah satu ikon wisata sejarah. Selain itu, ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menulis dan menyebarluaskan sejarah lokal, seperti catatan tentang Hamid Rusdi, sebagai kontribusi untuk mewariskan kisah heroik kepada generasi ke depan.
Napak Tilas sebagai Gerakan Kolektif untuk Membangkitkan Kenangan
Kegiatan napak tilas ini bukan hanya sekedar acara seremonial, tetapi lebih sebagai gerakan kolektif untuk menggali kembali identitas lokal yang selama ini mungkin terlupakan. Dalam suasana yang penuh antusias, berbagai kalangan berkumpul di rumah yang menjadi simbol lahirnya seorang pahlawan.
Walaupun jejak Hamid Rusdi di daerahnya belum banyak tereksplorasi, inisiatif ini memberikan sinyal positif. Langkah awal telah diambil, dan kini saatnya semua pihak bersatu untuk menghidupkan kembali warisan sejarah yang seharusnya tak hanya ada dalam buku pelajaran, tetapi juga dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya ini diharapkan dapat memberi inspirasi bagi anak muda tentang pentingnya menghargai jasa para pahlawan dan menjaga kemerdekaan yang telah diraih dengan pengorbanan. Generasi saat ini perlu tahu bahwa perjuangan tidak berhenti di satu titik, tetapi merupakan proses yang harus terus dilanjutkan.
Kegiatan ini tentu menjadi cermin bagi setiap individu untuk meneladani sikap pahlawan yang penuh keberanian dan dedikasi. Dengan semangat ini, diharapkan masyarakat tidak hanya mengenang, tetapi juga mengambil pelajaran berharga dari perjalanan sejarah yang telah dilalui.