www.pantaupublik.id – Proyek Embung Sumpahan di Desa Kubang Utara Sikabu, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, kini menjadi perhatian masyarakat yang mengharapkan kehadiran sumber air yang memadai. Hingga saat ini, operasional embung tersebut masih diragukan, dan keberadaannya tidak mampu memenuhi kebutuhan air bagi warga dan juga Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.
Keluhan mengenai ketersediaan air bersih terus disuarakan oleh warga Desa Kubang Utara Sikabu. Sebelumnya, lokasi embung tersebut merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun, kini mereka terpaksa melakukan berbagai cara untuk memastikan bak penampungan di rumah tetap terisi.
Kondisi Air dan Harapan Warga
Kepala Desa Kubang Utara Sikabu, Yulhendri E, menegaskan bahwa beberapa sumber air yang diharapkan dapat dialihkan ke proyek embung justru tidak berfungsi dengan baik. “Saat ini, warga berupaya mengisi bak penampungan untuk dialirkan ke pemukiman di Air Gantang, Sikabu, Padang Elok, dan Pondok Batu,” ujarnya. Harapan warga sangat besar kepada pemerintah agar proyek ini segera dilanjutkan dan diselesaikan. Sudah beberapa tahun, pekerjaan ini terhenti, dan masyarakat merasakan dampak negatifnya.
Pemerintah Kota Sawahlunto pun pernah mengupayakan perbaikan situasi ini. Pada 14 April 2025, Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, mengungkapkan pentingnya pembangunan infrastruktur di Embung Sumpahan dan Batang Lunto. Menurutnya, kedua infrastruktur tersebut memiliki nilai strategis bagi kehidupan sehari-hari masyarakat, oleh karena itu harus segera diurus.
Keberlanjutan Proyek dan Tantangan yang Dihadapi
Pembangunan embung, intake, dan jaringan pipa transmisi air baku Sumpahan Kota Sawahlunto telah memasuki tahap III dengan nilai proyek mencapai Rp7,4 miliar, yang dikerjakan oleh PT. Diamers Andalas Prima. Namun, situasi pasokan air dan distribusi ke pelanggan di PDAM Kota Sawahlunto mendapat perhatian khusus dari DPRD. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ketersediaan air bersih menjadi sangat mendesak.
Dalam kunjungan lapangan yang dilakukan oleh Komisi II DPRD Kota Sawahlunto, terungkap bahwa proyek Embung Sumpahan tidak dapat menyuplai air yang dibutuhkan untuk pelanggan. Kepala Bidang Teknik PDAM, Yoserizal, menyampaikan bahwa ada kebocoran di bagian dasar embung dan beberapa bagian lainnya, sehingga amat sulit bagi embung ini untuk berfungsi seperti yang diharapkan.
Keadaan ini menyoroti tantangan yang dihadapi dalam memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Upaya untuk memperbaiki infrastruktur air dan mendukung keberlangsungan proyek embung perlu dievaluasi dan diprioritaskan oleh pemerintah setempat agar kebutuhan warga dapat terpenuhi.