www.pantaupublik.id – Masjid Agung Nurul Iman di Padang menjadi saksi sebuah acara istimewa pada Senin malam. Ratusan jamaah tampak memenuhi ruang masjid, berkumpul untuk menyaksikan Safari Dakwah yang dihadiri oleh ulama kharismatik, Habib Ahmad Al-Habsyi, yang datang untuk pertama kalinya ke Kota Padang.
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, mengungkapkan rasa syukur dan haru di hadapan jamaah. “Kehadiran Habib Ahmad di sini adalah berkah, semoga semakin mendekatkan kita kepada Rasulullah SAW,” ujarnya, menekankan pentingnya momen tersebut bagi masyarakat.
Bersamaan dengan itu, Maigus memperkenalkan program unggulan dari Pemerintah Kota Padang, yang dikenal dengan nama Smart Surau. Program ini diharapkan dapat mengembalikan peran surau dan masjid sebagai pusat pendidikan dan penguatan nilai-nilai Islam kepada generasi muda.
Menurut Maigus, masjid dan surau tidak hanya perlu diisi saat Ramadan. “Kami berharap, anak-anak akan datang ke masjid untuk shalat berjamaah setiap hari,” jelasnya. Ia pun menyoroti perlunya menjaga generasi muda dari pengaruh buruk, seperti narkoba dan pergaulan bebas.
Dalam pernyataannya, Maigus menekankan bahwa pendidikan sejak dini adalah fondasi bagi masa depan anak-anak. “Ini adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, guru, dan pemerintah,” tegasnya, menyerukan kolaborasi untuk masa depan yang lebih baik.
Sebagai bentuk apresiasi, Wawako memberikan penghormatan kepada para guru TK Islam yang hadir. “Mereka adalah pahlawan bangsa,” ungkapnya, menekankan dukungan Pemerintah Kota Padang terhadap pendidikan melalui penyediaan sarana yang diperlukan.
Habib Ahmad Al-Habsyi pun menyambut positif gagasan Smart Surau. Ia menyebut bahwa program tersebut sangat sesuai dengan visi yang selama ini ia usahakan. “Dalam waktu dekat, saya akan meluncurkan aplikasi ‘Surau’, yang bisa dimanfaatkan secara gratis oleh masjid dan mushalla,” ujarnya.
Aplikasi ini diharapkan akan memberdayakan masjid dari aspek ekonomi. Menurutnya, dana infak jamaah bisa diolah menjadi lebih konvensional, termasuk dalam investasi emas dan UMKM. “Hasilnya akan kembali untuk masjid,” tambahnya.
Dalam tausiyahnya, Habib Ahmad menekankan pentingnya menghormati dan memuliakan guru. Ia mengingatkan bahwa setiap pemimpin memiliki jasa seorang guru. “Memuliakan guru adalah sama dengan memuliakan Rasulullah SAW,” tuturnya, memberikan pemandangan mendalam tentang arti pendidikan.
Kepentingan Peran Masjid dalam Pembangunan Karakter Generasi Muda
Masjid berfungsi lebih dari sekedar tempat ibadah, tetapi juga tempat pendidikan moral dan spiritual. Melalui kegiatan seperti yang diadakan malam itu, masjid bisa menjadi sarana untuk membangun karakter generasi muda.
Belajar di masjid juga mempersiapkan anak-anak menghadapi tantangan hidup yang semakin kompleks. Lingkungan masjid diharapkan mampu membekali mereka dengan nilai-nilai moral yang kokoh.
Dalam konteks ini, program Smart Surau menjadi salah satu solusi untuk menarik minat anak-anak kembali ke masjid. Dengan berbagai kegiatan menarik, masjid diharapkan menjadi tempat yang menyenangkan bagi mereka.
Lebih dari itu, kehadiran para ulama seperti Habib Ahmad dapat memberi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda. Menerima ajaran langsung dari tokoh agama akan membantu menumbuhkan cinta kepada agama dan Rasulullah.
Pendidikan karakter di masjid juga menjadi pondasi bagi pembangunan masyarakat yang lebih baik. Dengan semakin banyak anak-anak yang aktif di masjid, diharapkan akan lahir generasi yang memegang teguh nilai-nilai Islam.
Integrasi Teknologi dalam Pendidikan dan Dakwah
Pengenalan aplikasi ‘Surau’ oleh Habib Ahmad menunjukkan bahwa Islam dan teknologi bisa berjalan berdampingan. Aplikasi ini dirancang untuk mendukung kegiatan masjid sehingga lebih efisien dan terstruktur.
Dengan kemajuan teknologi, pengelolaan masjid dapat lebih transparan dan terinformasikan. Aplikasi ini juga akan membantu masyarakat untuk lebih mudah berkontribusi melalui infak dan donasi.
Selain semangat untuk mendidik, teknologi juga dapat mempermudah komunikasi antara pengelola masjid dan jamaah. Ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kegiatan dakwah.
Habib Ahmad berkomitmen untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan yang terintegrasi dengan teknologi. Ini adalah langkah positif untuk memastikan bahwa masjid semakin relevan di era digital.
Melalui aplikasi ini, diharapkan bisa terjadi peningkatan jumlah jamaah serta partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai program yang diadakan di masjid. Visinya adalah menciptakan ekosistem masjid yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah.
Membangun Kesadaran Sosial melalui Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan di masjid sangatlah penting untuk membangun kesadaran sosial di kalangan generasi muda. Dengan mengedukasi anak-anak tentang nilai-nilai Islam, diharapkan mereka bisa tumbuh menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab.
Melalui kegiatan sosial di masjid, anak-anak belajar tentang empati dan perhatian kepada sesama. Mereka juga diajarkan untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga komunitas di sekitar mereka.
Program-program sosial yang terintegrasi dengan pendidikan keagamaan juga bisa membantu menanggulangi isu-isu sosial. Misalnya, masjid bisa berperan dalam mendukung kegiatan pengentasan kemiskinan di wilayah tersebut.
Dalam konteks ini, dukungan dari pemerintah juga sangat diperlukan. Kerjasama antara pemerintah daerah dan masjid bisa menjadi kekuatan untuk menangani berbagai permasalahan sosial yang ada.
Dengan kolaborasi ini, masjid bisa berfungsi bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat advokasi dan perubahan sosial. Inilah harapan untuk menjadikan masjid sebagai motor penggerak perubahan.”